Teknologi Organik Berhasil Meningkatkan Produksi Padi Tanpa Pupuk dan Pestisida Kimia di Lahan-Lahan Rawa Lebak Kecamatan Rantau Panjang

Kelompok Tani Tunas Baru yang terdiri dari 25 orang yang mengelola padi sawah lebak seluas 27,5 Ha di Kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir. Kemunduran dan ketidakstabilan hasil padi terjadi akibat cekaman keracunan senyawa besi, alumunium dan tanah yang masam serta wabah hama dan penyakit, Teknik budidaya non-organik yang selama ini diterapkan yaitu dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia telah gagal mengatasi kemunduran kesuburan lahan. Laboratorium Fitopatologi dan Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya telah menemukan formulasi kompos aktif yaitu Bio-kompos menggunakan starter/biang Bio-fitalik yang dapat menyediakan hara secara langsung dan memicu populasi mikroba penyedia hara (penambat nitrogen, pelarut fosfat dan pelarut kalium) serta mikroba anti-penyakit (bakteri pelarut kitin).

Bio-kompos mengandung asam humat dan asam amino yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Laboratorium ini juga telah mengembangkan formulasi anti hama dan sekaligus biostimulan tanaman yaitu Beauveria cair dengan kandungan spora konsentrasi tinggi dengan bahan pembawa ekstrak kompos. Selain itu juga telah berhasil ditemukan formulasi cair anti penyakit tanaman yang mengandung spora konsentrasi tinggi jamur Trichoderma dan bakteri Paenibacillus.

Tim pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya yang terdiri dari Prof. Suwandi, Dr. Chandra Irsan, Dr. Rahmat Pratama, Rahmad Fadli, M.Si., dan 8 orang mahasiswa telah melakukan pembimbingan kepada Kelompok Tani Tunas Baru yang diketuai Bapak Marwa untuk melaksanakan budidaya padi organik. Pembimbingan dilaksanakan melalui demonstrasi plot budidaya organik yang terdiri dari 3 petak seluas 0,2 Ha dan masing-masing ditanami varietas Megawati, IR42, dan Pandan wangi. Kegiatan dimulai pada musim tanam kedua yaitu di akhir musim kemarau dan padi ditanam dengan cara ditugal. Sebelum penanaman dilakukan pengukuran terhadap kesuburan tanah menggunakan sensor tanah terkoneksi internet melalui aplikasi Tuya Smart. Hasil pengukuran yaitu pH 4.23 – 4.71, 3-14 ppm N, 54-79 ppm P, dan EC 116-370 µs/cm yang menunjukkan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Satu bulan sebelum tanah dibajak dan dibenami pupuk kandang sapi sebanyak 5 ton/Ha untuk memperbaiki kesuburan tanah. Dua minggu setelah semai, lahan dan tanaman disemprot dengan Bio-kompos dengan takaran 1000 L/Ha.

Satu minggu setelah pemberian Bio-kompos, kesuburan tanaman sudah meningkat dan pH mulai meningkat menjadi 4.55-4.91. Warna daun hijau tua dan lebih hijau dibandingkan dengan perlakuan pupuk kimia. Pertumbuhan tinggi dan jumlah anakan meningkatkan 58% dibandingkan tanpa Bio-kompos. Sebanyak 83% anggota kelompok tani terlibat aktif dan dapat membuat biang sendiri, meracik, memfermentasi dan mengaplikasikan Bio-kompos. Petani dilatih memfermentasi Beauveria dan Trichoderma sehingga diperoleh konsentrat spora dalam jumlah tinggi dalam waktu singkat. Hasil petak percontohan adalah 5,3-6,3 ton gabah kering panen. Sebanyak 14 orang (48%) anggota Kelompok Tani Tunas Baru menyetujui teknologi organik intensif ini dan akan menerapkannya pada lahan seluas 19.6 Ha pada musim tanam berikutnya.